SEMBOYAN DAN MOTTO


" KONSEP RUMAH SEHAT DENGAN MENERAPKAN TERAPI DAN PERAWATAN KESEHATAN HOLISTIK. MULAI DARI DIAGNOSA,TERAPI YANG TEPAT SERTA HERBAL YANG TEPAT,AGAR PROSES PENYEMBUHAN SERTA PERAWATAN KESEHATAN LEBIH TEPAT SASARAN DAN MAKSIMAL "

" MENGHADIRKAN ALLAH DALAM SETIAP LANGKAH MUAMALAH "

" BERBAGI TAK PERNAH RUGI "

" MENCETAK PENGUSAHA PENGUSAHA BERJIWA DAN BERHATI SANTRI "

" BANGGA DENGAN PRODUK DALAM NEGERI DAN BUATAN ANAK BANGSA INDONESIA "

Alamat Klinik / Praktek :
Jl. Way Kanan No. 52 Pahoman,
Tanjung Karang, Bandar Lampung

Cp. 081808307083 / 085368366136 / 085789662237
Pin BB 2A73AEAD




Jumat, 02 Maret 2012

Apa kelebihan dan kekurangan penggunaan Rivanol, Betadine (providone Iodine), Obat merah, Hidrogen Peroksida dan Alkohol sebagai antiseptik

Antiseptik berasl dari bahasa Yunani yang secara singkat berarti kuman. Senyawa itu digunakan
pada jaringan hidup atau kulit untuk mengurangi kemungkinan infeksi atau berkembangnya
kuman. Harus dibedakan antara antiseptik dengan antibiotik yang berperan untuk membunuh
kuman di dalam tubuh dan desinfektan, yaitu senyawa yang membunuh kuman dari benda mati.
Beberapa jenis antibiotik ada yang berperan membunuh bakteri, ada juga yang hanya
menghambat pertumbuhan bakteri.

Rivanol
Adalah zat kimia(etakridinlaktat) yang mempunyai sifat bakteriostatik(menghambat
pertumbuhan kuman). Biasanya lebih efektif pada kuman gram positif daripada gram negatif.
Sifatnya tidak terlalu menimbulkan iritasi dibandingkan dengan povidon iodin. Antiseptik
tersebut sering digunakan untuk membersihkan luka. Rivanol lebih bagus untuk mengompres
luka atau mengompres bisul, sedangkan povidon iodin lebih bagus untuk mencegah infeksi.
Serbuk rivanol berwarna kuning dengan konsentrasi sekitar 0,1% berperan dalam membunuh
bakteri, namun tidak dapat digunakan untuk mengatasi kuman jenis tuberkolusis. Dengan
demikian tidak efektif untuk mengatasi infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman tuberkolusis.
Rivanol juga tidak dapat digunakan untuk mengatasi virus. Kegunaan antiseptik itu untuk membersihkan
luka borok dan bernanah. Salah satu penggunaannya adalah untuk melakukan rendam duduk pada
penderita bisul yang berada di dekat anus. Rivanol digunakan bila luka tidak terlalu kotor, dengan menggunakan kassa tutup luka tersebut. Jika luka sangat kotor, sebaiknya bersihkan dulu dengan air
mengalir, dan pemilihan penggunaan antiseptik adalah dengan povidon iodin.

Alkohol
Merupakan jenis antiseptik yang cukup poten. Bekerja dengan cara menggumpalkan protein,struktur penting sel yang ada pada kuman, sehingga kuman mati. Kulit manusia biasanya tidak terpengaruh oleh alkohol, sehingga kulit tidak mengalami penggumpalan protein. Keuntungan lain alkohol adalah kemampuannya dalam mematikan kuman dengan cara meracuni, bukan melarutkan, sehingga relatif aman untuk kulit.
Tidak semua kuman mati dengan pemberian alkohol, namun setidaknya alkohol dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan kuman. Alkohol berperan dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakkan banyak jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, virus, dan protozoa. Jenis alkohol yang digunakan biasanya adalah jenis etil alkohol atau etanol, dengan konsentrasi optimum 70%.
Harus diperhatikan bahwa penggunaan obat tersebut pada kulit yang terkelupas dapat menimbulkan rasa terbakar, sehingga sebaiknya dihindari. Jangan salah menggunakan jenis metil alkohol atau dikenal dengan metanol. Alkohol jenis itu biasanya digunakan dalam industri dan tidak boleh digunakan sebagai antiseptik, karena dosis rendahnya saja dapat mengakibatkan masalah penglihatan dan gangguan saraf.

Providon Iodin
Merupakan kelompok obat antiseptik yang dikenal dengan iodophore, biasanya orang mengenalnya sebagai betadine. Zat kimia itu bekerja secara perlahan mengeluarkan iodine,antiseptik yang dapat berperan dalam membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman seperti bakteri, jamur, virus, protozoa, atau spora bakteri. Terdapat berbagai bentuk sediaan betadine.
Misalnya betadine yang dicampur dengan solusi alkohol, biasanya digunakan untuk pembersih kulit sebelum tindakan operasi. Sedangakan pada kondisi teradapat darah atau nanah, dan jaringan yang mati, betadine masih memiliki efek jika warnanya masih tampak. Sehingga jika luka diberikan betadine, dan masih muncul nanh, artinya pembersihan luka menggunakan betadine harus diulang kembali.
Betadine tidak boleh digunakan jika terbukti alergi terhadap yodium. Tanda alergi di antaranya
kulit menjadi merah, bengkak, atau terasa gatal. Penggunaan yang sering dan terus-menerus
harus dihindari jika pada saat yang bersamaan penderita juga mengkonsumsi obat lithium (biasanya mereka yang mengalami gangguan jiwa).
Seseorang yang sedang mengalami masalah dengan kelenja tiroid dan perlu melakukan pemeriksaan kadar
yodium dalam tubuh sebaiknya menghindari penggunaan betadine. Yodium yang terserap, kemungkinan dapat
mengaburkan kadar pasti yodium di dalam tubuh. Padahal kadar tersebut diperlukan untuk menentukan terapi yangdiberikan. Antiseptik jenis ini memiliki keunggulan dengan antiseptik jenis lain, karena jenis kuman yang
dapat diatasi variasiny lebih banyak.
Antiseptik yang mengandung merkuri
Di antaranya adalah sublimat dan merkurokrom (obat merah). Sublimat berperan dalam
menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, selain itu juga berguna untuk mencuci luka.
Senyawa itu merangsang kulit dan sering menimbulkan alergi. Karena mengandung merkuri,sebaiknya menghindari penggunaan obattersebut. Karena merkuri diyakini dapat mengakibatkan berbagai jenis efek samping yang serius.
Merkurokrom (obat merah) dahulu sering digunakan, karena dapat mempercepat keringnya luka. Di luar negeri obat merah sudah dilarang karena mengandung merkuri dan berbahaya untuk tubuh. Hal tersebut yang harus diperhatikan. Jika masih ada yang menggunakan obat itu sebaiknya segeradihentikan. Selain itu manfaatnya dalam menghambat perkembangan bakteri juga lemah.

Hidrogen Peroksida
Digunakan dalam kadar 6% untuk membersihkan luka. Dalam kadar 1-2% biasanya digunakan untuk keperluan membersihkan luka yang sering terjadi di rumah. Misalnya terkena pisau, atau luka lainnya. Efek samping penggunaan hidrogen peroksida, dapat menimbulkan jaringan parut setelah luka sembuh. Selain itu bisa memperpanjang masa penyembuhan. Biasanya digunakan untuk mengatasi jenis kuman anaerob atau yang tidak membutuhkan oksigen. Hidrogen peroksida sebaiknya digunakan dengan air mengalir dan sabun untuk menghindari paparanberlebihan pada jaringan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar